Senin, 28 Mei 2007

Api Pencucian - Purgatory

Api Pencucian - PURGATORY Berdasarkan Alkitab • Suatu keadaan setelah kematian dalam penderitaan dan pengampunan • Pemurnian setelah kematian dengan api Berdasarkan Tradisi / Bapa-bapa Gereja • Gereja perdana mempercayai Api Pencucian Berdasarkan Alkitab 1. Suatu keadaan setelah kematian dalam penderitaan dan pengampunan * Matius 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana , sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. * Matius 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. * Lukas 12:58-59 Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana , sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Yesus memberi pengajaran kita pada ayat-ayat di atas, bahwa untuk suatu kesalahan yang kita lakukan, kita harus menebusnya sampai lunas. Jika kita tidak mempunyai dosa berat dalam hidup ini, kita akan masuk ke suatu keadaan sementara yang disebut penjara, dan kita tidak akan keluar sampai kita membayar lunas hutang kita kepada Tuhan. “Penjara” ini adalah api pencucian di mana kita tidak akan dapat keluar sampai tebusan terakhir dibayar. Matius 5:48 Yesus mengatakan, “ Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. ” Kita hanya dibuat sempurna melalui pemurnian, dan di dalam ajaran Katolik, pemurnian ini, jika belum diselesaikan di atas bumi semasa hidup, dilanjutkan dalam suatu keadaan transisi yang disebut api pencucian. Matius 12:32 Yesus mengatakan “ Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia , ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak ”. Yesus secara jelas memberikan bahwa ada pengampunan setelah kematian. Ungkapan “di dunia yang akan datang” (dari bahasa Yunani “en to mellonti”) secara umum mengacu pada keadaan setelah kematian (lihat contoh pada Markus10.30; Lukas 18.30; 20.34-35; Efesus 1.21 untuk bahasa serupa). Alkitab KJV mengatakan dengan kalimat yang sama (world to come) untuk Markus 10.30; Lukas 18.30. Pengampunan tidak diperlukan di sorga, dan tidak ada pengampunan di neraka. Ini membuktikan ada status yang lain setelah kematian, dan Gereja selama 2,000 tahun telah menyebut status ini api pencucian. * Lukas 12:47-48 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." Ketika tuan datang (pada waktu akhir), beberapa akan menerima pukulan ringan atau pukulan berat tetapi akan tetap hidup. Status ini bukanlah neraka atau sorga, sebab di sorga tidak ada pukulan, dan di neraka kita akan tidak lagi ada kehidupan bersama Tuhan. Lukas 16:19-31 - dalam cerita ini (Lazarus dan orang kaya), kita lihat bahwa orang kaya yang mati sedang menderita tetapi masih merasakan rasa kasihan untuk saudara laki-lakinya dan ingin memperingatkan mereka tentang tempat penderitaannya. Tetapi tidak ada penderitaan di sorga, ataupun belas kasihan di neraka sebab rasa belas kasihan adalah rahmat dari Tuhan, dan mereka yang di neraka sangat kekurangan rahmat Tuhan untuk semua keabadian. Jadi dimana orang kaya itu? Ia di dalam api pencucian. * 1 Korintus 15:29-30. Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Paulus menyebutkan perbuatan orang-orang yang dibaptis untuk kepentingan orang mati, dalam konteks menebus dosa-dosa mereka (orang-orang dibaptis untuk yang mati sehingga yang mati dibangkitkan). Orang-orang mati ini tidak di dalam sorga sebab mereka masih dengan dosa, tetapi mereka juga tidak berada di dalam neraka sebab di neraka dosa mereka tidak bisa lagi ditebus. Mereka ada di dalam api pencucian. Ayat ini secara langsung sesuai dengan 2 Makabe 12:44 yang mana juga menunjukkan doa khusus untuk orang mati, sedemikian sehingga dosa mereka mungkin diampuni. * 2 Makabe 12:44 Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Filemon 2:10 – Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada “di bawah bumi ”, yang mana sebenarnya adalah dunia orang mati atau api pencucian. * 2 Timotius 1:16-18 – Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku. Onesiforus sudah mati tetapi Paulus meminta belas kasihan Tuhan “pada hariNya” Penggunaan kata “hariNya” oleh menunjukkan konteks eskatologis (lihat contoh, Roma 2.5,16; 1 Korintus 1.8; 3.13; 5.5; 2 Korintus 1.14; Filemon 1.6,10; 2.16; 1 Tesalonika 5.2,4,5,8; 2 Tesalonika 2.2,3; 2 Timotius 4.8). Tentu saja, tidak diperlukan belas kasihan di sorga, dan tidak ada belas kasihan diberikan di neraka. Dimana Onesforus? Dia di Api Pencucian. Ibrani 12:14 - tanpa kekudusan tak seorangpun akan lihat Tuhan. Kita memerlukan penyucian akhir untuk mencapai kekudusan yang sebenarnya sebelum berhadapan dengan Tuhan, dan proses ini terjadi selama hidup kita, dan jika tidak diselesaikan selama hidup kita, akan diselesaikan dalam kondisi transisi api penyucian. * Ibrani 12:23 Dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna . Roh manusia yang baru meninggal di dalam ketuhanan, akan dibuat menjadi sempurna, sehingga dalam ayat tersebut ada ungkapan “yang telah menjadi sempurna”. Mereka tidak perlu datang sempurna, mereka dibuat sempurna setelah kematian mereka. Tetapi mereka yang di sorga telah sempurna, dan mereka yang neraka tidak bisa lagi dibuat sempurna. Roh ini adalah di dalam api pencucian. 1 Petrus 3:19; 4:6- Yesus mengajar kepada roh di dalam “penjara”. Ini adalah jiwa yang benar yang sedang dibersihkan untuk tujuan yang berbahagia. Wahyu 21:4 – Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu . Tuhan akan menghapus air mata mereka, dan di sana tidak akan ada perkabungan atau rasa sakit, tetapi hanya setelah datangnya sorga yang baru dan meninggalkan langit dan bumi yang sekarang. Penghapusan air mata dan rasa sakit hanya terjadi pada ujung waktu. Tetapi tidak ada kesedihan atau rasa sakit di sorga, dan Tuhan tidak akan menyeka air mata mereka di neraka. Ini adalah jiwa yang mengalami api pencucian. Wahyu 21:27- Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu . Tidak ada apapun yang kotor akan masuk sorga. Kata “kotor” berasal dari kata Yunani “koinon” yang mengacu pada suatu korupsi rohani. Bahkan cenderung mengarah ke dosa yang secara spiritual merusak, atau dipandang kotor, dan harus dibersihkan sebelum memasuki sorga. Adalah mengherankan banyak orang gereja lain tidak ingin mempercayai api pencucian. Api pencucian ada oleh karena kemurahan hati Tuhan. Jika tidak ada api pencucian, ini akan juga berarti tidak ada keselamatan untuk banyak orang. Tuhan Maha Pemurah, tentu. Lukas 23:43– Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Banyak orang gereja lain memperdebatkan bahwa, karena Yesus mengirim penjahat yang baik ke sorga, maka di sana bisa saja tidak ada api pencucian. Ada beberapa bantahan. Pertama, saat Yesus menggunakan kata ”Firdaus”. Ini tidak berarti sorga. Firdaus, dari bahasa Ibrani ”sheol” yang dimaksud adalah dunia dari orang benar yang mati. Ini adalah tempat orang mati yang akan masuk sorga, tetapi ditahan sampai kebangkitan Tuhan. Ke dua, karena tidak ada pemberian tanda baca dalam naskah yang asli, perkataan Yesus “ Aku berkata kepada kamu hari ini kamu akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus ” tidak berarti ada tanda koma setelah kata kamu yang pertama.” Ini berarti Yesus bisa saja berkata, “Aku berkata kepada kamu hari ini , kamu akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus ” (maksudnya, Yesus bisa saja menekankan seruan perkataannya itu “hari ini” atau “sekarang,” dan bahwa suatu saat di masa datang penjahat yang baik akan pergi ke sorga). Ketiga, sekalipun si penjahat pergi langsung ke sorga, ini tidak membuktikan tidak ada api pencucian (mereka secara penuh disucikan di dalam hidup ini – mungkin oleh suatu kematian yang penuh penyesalan dan berdarah – bisa siap untuk masuk pintu sorga). * Kejadian 50:10; Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad, yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu. * Bilangan 20:29; Ketika segenap umat itu melihat, bahwa Harun telah mati, maka seluruh orang Israel menangisi Harun tiga puluh hari lamanya. Ulangan 34:8 – Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Di sini adalah beberapa contoh ritual doa dan penyesalan, ratapan berduka-cita untuk yang mati untuk periode waktu tertentu. Ratapan dan perkabungan oleh orang-orang beriman untuk yang mati tidak mungkin tanpa maksud atau hanya sekedar meratapi saja, hati orang beriman selalu mengarah kepada Tuhan. Pemahaman Yahudi tentang praktek ini adalah bahwa pendoa membebaskan jiwa-jiwa dari status pemurnian yang menyakitkan, dan mempercepat perjalanan mereka kepada Tuhan. 2 Makabe 12:43-45. Doa untuk yang mati membantu membebaskan mereka dari dosa dan membantu mereka ke dalam penghargaan sorga. Mereka yang sorga tidak punya dosa, dan mereka yang neraka tidak bisa lagi dibebaskan dari dosa. Mereka ada di dalam api pencucian. 2. Pemurnian Setelah Kematian dengan Api Ibrani 12:29 – Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan . Tuhan adalah suatu api yang menghanguskan (api cinta di sorga, api yang membersihkan di dalam api pencucian atau penderitaan. dan api kutukan di dalam neraka). 1 Korintus 3:10-15, 17 Pekerjaan dihakimi setelah kematian dan yang diuji oleh api. 3:10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. \ 3:11 Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. 3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Beberapa pekerjaan hangus, tetapi orang masih diselamatkan. Paulus mengacu pada status pembersihan yang disebut api pencucian. Dosa yang ringan (pekerjaan tidak baik) yang dilakukan, setelah kematian akan dibakar, tetapi orang masih dibawa kepada keselamatan. Status setelah kematian ini bukan sorga (tak seorangpun dengan dosa ringan boleh datang) atau neraka (tidak ada keselamatan dan pengampunan). * 1 Korintus 3:15 “Bila ada pekerjaan orang dibakar, ia akan menderita kerugian, meskipun demikian dia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” Ungkapan untuk “menderita kerugian” dalam Yunani adalah “zemiothesetai”, asal kata adalah “zemioo” yang juga mengacu pada hukuman. Ungkapan “zemiothesetai” digunakan di dalam Keluaran 21:22 dan Ams. 19:19 yang mana mengacu pada hukuman (dari bahasa Ibrani “anash” yang maksudnya “menghukum” atau “hukuman”). Karenanya, ayat ini membuktikan bahwa ada suatu penebusan dari hukuman sementara setelah kematian kita, tetapi orang masih diselamatkan. Ini tidak bisa berarti sorga (tidak ada hukuman di dalam sorga) dan ini tidak bisa berarti neraka (kemungkinan penebusan tidak lagi ada dan orang tidak diselamatkan). 1 Korintus 3:15 Lebih lanjut, Paulus menulis dia sendiri akan diselamatkan “sekalipun begitu” seperti dari dalam api. “Ia akan diselamatkan” dalam bahasa Yunani adalah “sothesetai” (yang mana berarti keselamatan abadi). Ungkapan “sekalipun begitu” - KJV (atau “tetapi hanya”) dalam bahasa Yunani adalah “houtos” yang mana berarti “dengan cara yang sama”. Ini berarti bahwa manusia menerima kedua-duanya baik pembalasan dan keselamatan dengan cara yang sama oleh api. 1 Korintus 3:13 - Saat Paulus menulis tentang Tuhan menyatakan kualitas dari pekerjaan manusia dengan api dan memurnikannya, pemurnian ini berhubungan dengan dosa-dosanya (tidak hanya pekerjaan baiknya). Gereja lain mencoba untuk membuktikan kebalikannya tentang kenyataan api pencucian, mengatakan bahwa Paulus hanya menulis tentang penghargaan dari pekerjaan baik, dan tidak menghukum dosa (sebab menghukum dan membersihkan seorang manusia dari dosa akan mengakui ada api pencucian). 1 Korintus 3:17 Tetapi ayat ini membuktikan bahwa pembersihan setelah kematian berhubungan dengan penghukuman dosa. Membinasakan bait Allah adalah pekerjaan tidak baik, yang mana adalah dosa berat, yang membawa ke arah kematian. 1 Korintus 3:14,15,17- api pencucian mengungkapkan status kebajikan/pekerjaan baik (ay. 14), status dosa ringan (ay.15) dan status dosa berat (ay.17), di mana semua dihakimi dan harus ditebus setelah kematian. * 1 Petrus 1:6-7 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Petrus mengacu pada api yang berkenaan dengan kesucian jiwa untuk menguji buah-buah dari iman kita. * Yudas 1:23- Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Orang-orang yang diselamatkan direnggut ke luar dari api. Orang-orang telah diselamatkan jika mereka adalah di sorga, dan tidak ada kemungkinan keselamatan jika mereka di dalam neraka. Orang-orang ini dibawa ke arah sorga dari api pencucian. * Wahyu 3:18-19 - Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi , ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Yesus mengacu pada api yang memurnikan emas yaitu, Ia mencintai mereka jika mereka menyesali dosa mereka. Ini adalah dalam konteks setelah kematian sebab Yesus mengatakannya dari sorga, menghadiahi pakaian putih, yaitu keselamatan setelah pembersihan dengan api (kedua-duanya setelah kematian). * Daniel 12:10 Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. Daniel mengacu pada pemurnian dengan mengatakan banyak orang akan memurnikan diri mereka, membuat diri mereka bersih dan murni. * Kebijaksanaan Salomo 3:5-6 3:5 Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diriNya. 3:6 Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka olehNya, lalu diterima bagaikan korban bakaran. Yang mati disiksa dan diuji oleh api untuk menerima penghargaan sorgawi mereka. Ini adalah api di api pencucian. * Zakaria 13:8-19 Maka di seluruh negeri, demikianlah firman TUHAN, dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan, mati binasa, tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup. Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!" Tuhan mengatakan 2/3 akan binasa, dan 1/3 akan dibiarkan hidup, dimasukkan ke dalam api, dan dimurnikan seperti perak dan diuji seperti emas. Mereka yang binasa pergi ke neraka, dan tidak diperlukan pemurnian di dalam sorga, maka yang sedang dimurnikan adalah di dalam api pencucian. * Maleakhi 3:2-3 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. Ayat ini juga mengacu pada pemurnian Tuhan dari orang benar pada kematian mereka.

Jumat, 18 Mei 2007

Z I A R A H

ZIARAH PADA UMUMNYA
Banyak agama tradisional dan agama yang sudah berkembang seperti Hindu, Islam, Katolik mempunyai tempat-tempat ziarah dan umatnya mengadakan ziarahj ke tempat-tempat itu.
Ziarah merupakan perjalanan kunjungan ke tempat suci, keramat, sakti. Tempat itu dianggap tempat suci karena dipercaya bahwa di tempat itu pada suatu saat di masa lalu, Yang Kudus, Allah, atau orang-orang kudusNya menampakkan diri, atau membuat mujizat. Tempat itu kemudan dianggap merupakan tempat persemayaman tinggal Yang Kudus, Allah sendiri, atau tempat tinggal orang-orang kudusNya..
Di tempat ziarah selalu ada objek atau hal khusus yang menjadi tujuan kunjungan: makam, batu, patung, pohon, yang merupakan peninggalan/bukti dari peristiwa penampakan dan keberadaan Yang Kudus, Allah, atau orang-orag kudusNya.
Di tempat ziarah biasanya terdapat tiga unsur: air (sumur, sumber, sungai), batu (tiang batu, mezbah, kaabah, gua), pohon (bentuknya aneh, tua, keramat).
Tujuan ziarah adalah untuk mendapatkan macam-macam anugerah:
Anugerah spiritual: bertemu dan bersatu dengan Yang Suci, Allah, atau orang-orang kudus untuk mendapatkan kemantapan diri, panggilan hidup, pengampunan dosa, kekuatan untuk berjuang mengatasi masalah, berkat kebaikan dan kekuatan Allah dan doa orang-orang kudus.
Augerah bukan spiritual: penyembuhan, berhasil dalam bisnis, mendapat jodoh, anak, lulus ujian, keberhasilan karir.
Kegiatan berziarah itu mempunyai beberapa manfaat: 1). Mempersatukan umat dengan menutup segala perbedaan status sosial; 2). Mempersatukan yang insani dan yang ilahi, dunia-surga, bumi-langit; 3). Kesempatan merenung tentang perjalanan hidup sebagai proses ziarah dari dunia ini ke dunia lain, dan dari dunia makhluk ke dunia Khalik.



ZIARAH DI KALANGAN UMAT KRISTIANI
Dalam Perjanjian Baru tidak ada laporan tentang kebiasaan ziarah di kalangan umat Kristiani, baik berkaitan dengan Yesus maupun para kudus seperti martir Stefanus.
Pada zaman Kristiani awal, kira-kira tahun 200, ziarah dilakukan ke tempat makam para martir atau reliqui, peninggalan-peninggalan mereka: tulang, pakaian, alat ibadat, dll. mereka. Sejak awal di Eropa, Roma menjadi tempat ziarah penting, sebab ada makam St. Petrus dan Paulus, dan karena di Roma ada Paus, Pimpinan Gereja, yang tinggal di sana.
Pada Abad Pertengahan tempat ziarah diperluas, dan tempat ziarah yang paling penting adalah Tanah Suci, tempat Yesus hidup dan mengadakan kegiatan-kegiatan penyelematanNya.
Tempat-tempat ziarah itu kemudian bertambah luas ke seluruh dunia. Tempat-tempat di mana Maria dianggap telah berkarya dengan membuat mujizat atau menampakkan diri juga menjadi tempat ziarah. Tempat ziarah Maria yang terkenal adalah Loreto (Itali, sejak 1245), Guadalupe (Meksiko, sejak 1858), Fatima (Portugal, sejak 1917), Madonna Hitam (Polandia). Jumlah tempat-tempat ziarah kepada Gua Maria di Indonesia juga semakin banyak.
Asal-usul tempat ziarah dan mengapa suatu tempat menjadi ziarah . Antara lain, karena 1). Ada peristiwa penting terjadi di tempat itu (Sendangsono, orang Jawa pertama menjadi Katolik). 2). Legenda/Renya Rosari, di Larantuka, Flores. 3). Tempat yang oleh orang biasa dianggap keramat, lalu diambil alih dan dijadikan tempat ziarah.
Manfaat ziarah untuk perkembangan iman: 1). Berjalan sambil merenung tentang ziarah hidupnya. 2). Mengungkapkan iman secara total manusiawi: lahir-batin, jiwa-raga. 3). Mengungkapkan iman bahwa Allah entah langsung entah melalui orang kudusNya, masih terus berkarya di dunia, malalui alam dan unsur-unsur alam.
Bahayanya: 1). Kegiatan ziarah menjadi tahayul karena dasar iman dipengaruhi oleh tahyul dan maksud yang terlalu duniawi. 2). Kegiatan ziarah menjadi kegiatan magis: keyakinan bahwa Allah pasti akan berbuat sesuatu jika orang berbuat doa-doa atau ritual-ritual tertentu.

Dari lohkarkarya Katekese Keuskupan Surabaya Tentukan Arah Gerakan Bersama Katekese

Bertempat di Sasana Krida Jatijejer, Trawas, Mojokerto, pada tanggal 3-6 Juli 2006 lalu, para katekis di wilayah Keuskupan Surabaya berkumpul. Mereka terdiri dari para katekis Keuskupan yang tergabung dalam Ikatan Katekis Keuskupan Surabaya, katekis paroki serta para katekis voluntir.
Lokakarya itu didasari dengan semangat untuk membangun karya katekese yang kontekstual serta dijiwai nilai-nilai SAGKI 2005. Terlebih berdasarkan hasil kuesioner yang dikumpulkan dari para peserta, mereka menyadari bahwa karya katekese sebagai karya pewartaan yang strategis, namun masih harus dikembangkan sesuai dengan jaman dan konteks di Keuskupan Surabaya.
Beberapa hal positif dalam karya katekese selama ini ialah: munculnya kesadaran untuk berkatese, munculnya kesadaran pembaharuan dalam katekese baik secara materi maupun metodologi, dan katekese yang berlangsung selama ini sungguh memperkuat iman. Namun ternyata, katekese selama ini hanya berkutat pada soal iman, dogma dan ajaran Gereja saja. Para peserta menyadari bahwa katekese mereka selama ini kurang menjawabi aneka permasalahan umat maupun kehidupan berbangsa.
Ketua Komisi Katekese Keuskupan Surabaya, Rm. DB. Karnan Ardiyanto, Pr mengatakan, katekese di Keuskupan Surabaya belum ditempatkan dalam kerangka hidup Gereja setempat atau belum jadi perhatian dibandingkan fungsi hidup Gereja yang lain. Ini karena, menurut imam kelahiran Kertosono, hidup beriman dan berjemaat di Keuskupan Surabaya masih terpusat pada ibadat. Artinya, ibadat menjadi kegiatan pokok bagi para pekerja pastoral di paroki dan stasi.
Selain itu, imam yang akrab di sapa Rm. Karnan ini mengatakan awam di Keuskupan Surabaya belum berfungsi maksimal secara struktural dan fungsional dalam Gereja. Dengan kata lain, gambaran Gereja Keuskupan Surabaya masih bersifat kultis dan hirarkis, inilah yang seharusnya menjadi tantangan bagi umat serta para katekis untuk memikirkan bagaimana mereka dapat menjadi agen pewartaan yang aktif. Tidak hanya itu, umat dan para katekis hendaknya menemukan sebuah peran yang tepat mengenai: apa yang dapat disumbangkan katekese, agar hidup beriman lebih menyentuh keseluruhan hidup jemaat sehingga hidup beragama itu kelihatan dalam hidup sehari-hari, pendekatan dan sikap kateketis mana yang harus ditempuh para pekerja pastoral di Keuskupan Surabaya, serta prioritas mana yang harus diberikan untuk karya katekese dalam situasi demikian.
Tim Steering Commite lokakarya yang terdiri dari para imam serta beberapa katekis Keuskupan Surabaya berdasarkan realitas yang ada mengajak para peserta untuk menemukan katekese yang kontekstual dan transformatif. Yaitu katekese yang menyentuh dan menyapa hidup jemaat serta ditempatkan dalam kerangka Gereja setempat agar dapat berfungsi dengan baik sebagai kegiatan gerejani. Melalui proses panjang berdiskusi kelompok, sharing dan debat, para peserta yang dikelompokkan menurut Regio masing-masing diajak untuk melihat perubahan baru yang ditemukan, hakekat katekese serta mencoba menentukan arah katekese Keuskupan Surabaya.
Pada hari ketiga, akhirnya seluruh peserta bernafas lega setelah berhasil menemukan visi atau apa yang dinamakan Arah Gerak Bersama Katekese Keuskupan Surabaya yaitu: Katekese yang membangkitkan, menggerakkan dan memampukan Umat Allah membangun keadaban publik baru bangsa dalam terang Injil. Sedangkan misi atau cara yang harus ditempuh untuk menghadapinya ialah dengan, meningkatkan mutu dan jumlah SDM, mengembangkan isi dan materi katekese yang kontekstual serta membangun jaringan kerjasama yang terpadu dan berkesinambungan dengan kelompok kategorial dan teritorial baik dalam institusi Gereja maupun non-Gereja.
Para peserta juga menemukan kekuatan yang menjadi pendorong mereka dalam karya katekese yaitu: potensi SDM, keuangan, kuantitas katekis yang bertambah, dialog dengan hirarki yang terbuka, solidaritas lintas agama, kerja tim, dukungan dewan paroki, kesadaran untuk membina diri serta adanya tim katekese di tiap paroki. Meskipun para peserta juga sadar akan adanya hambatan seperti: pamrih, krisis keteladanan, ketidaksetiaan pada panggilan, iman yang dangkal, mental budaya negatif, sulit menerima metode baru berkatekese, mental ber-liturgi saja sudah cukup, serta menurunnya spiritualitas, daya juang, minat di kalangan umat. Hal ini menjadi keprihatinan dan tantangan bagi para katekis di Keuskupan Surabaya untuk membangun jaringan, koordinasi dan kehendak untuk membina diri melalui pelatihan-pelatihan yang semestinya diupayakan oleh Keuskupan Surabaya, dalam hal ini Komisi Katekese.
Lokakarya Katekese Keuskupan Surabaya yang telah menentukan Arah Gerak Bersama Katekese Keuskupan Surabaya, yang berlangsung empat hari itu diakhiri dengan ekaristi yang dibawakan secara konselebrasi oleh tujuh imam praja yang hadir. Para peserta siap meneruskan hasil lokakarya ke regio atau paroki masing-masing. Semua itu demi terciptanya katekese yang lebih menyentuh dan menyapa jemaat di Keuskupan Surabaya.

Minggu, 06 Mei 2007

15 JANJI BUNDA MARIA


Bagi Mereka Yang Rajin Berdoa Rosario




  1. Barangsiapa dengan setia berdoa Rosario untuk menghormati aku, akan menerima rahmat2 istimewa.
  1. Aku menjanjikan perlindungan khusus dan rahmat paling besar kepada mereka yang selalu berdoa rosario.
  1. Rosario adalah senjata ampuh untuk memerangi neraka, memberantas kejahatan, mengurangi dosa dan mengalahkan kesesatan iman.
  1. Rosario akan menumbuhkan kebajikan, karya penyelamatan serta Kerahiman Allah yang berlimpah akan diberikan kepada jiwa2, hati manusia akan dijauhkan dari cinta dunia dan dialihkan kepada hal2 yang abadi, dan jiwa2 akan disucikan.
  1. Jiwa yang mempersembahkan diri kepadaku melalui Doa Rosario tidak akan musnah.
  1. Barangsiapa berdoa Rosario dengan penuh kesungguhan dan merenungkan peristiwa2 sucinya tidak akan ditimpa kemalangan. Allah tidak akan menghukumnya dan dia tidak akan mati mendadak; kalau dia berbuat baik, dia akan tetap berada dalam rahmat Allah dan layak menerima hidup kekal.
  1. Barangsiapa berdoa Rosario dengan sungguh2 tidak akan mati tanpa menerima sakramen2 gereja.
  1. Mereka yang berdoa Rosario dengan setia akan melihat Cahaya Ilahi dan segala rahmatnya sepanjang hidup dan pada saat ajalnya; pada saat kematiannya mereka akan menikmati pahala dengan para kudus di surga.
  1. Barangsiapa tekun berdoa Rosario akan kubebaskan dari Api Penyucian.
  1. Mereka yang setia pada Rosario akan menikmati kemuliaan besar di surga.
  1. Permohonanmu melalui perantaraanku dengan Doa Rosario akan dikabulkan.
  1. Barangsiapa mewartakan Rosario Suci akan menerima bantuanku dalam kebutuhan mereka.
  1. Putera Ilahiku telah memberitahukan bahwa semua pendukung Rosario akan dibela pada Pengadilan Terakhir, selama hidup, dan pada saat kematian mereka.
  1. Semua yang berdoa Rosario adalah anak-anakku dan saudara2 dari Puteraku yang Tunggal, Yesus Kristus.
  1. Devosi kepada Rosarioku adalah pratanda keselamatan yang besar.

APA JANJI KITA kepada Bunda Maria, ratu surgawi?

PESAN MARIA TERSUCI KEPADA ST DOMINIKUS
"Pada suatu ketika, melalui Rosario dan Skapulir, aku akan menyelamatkan dunia. Barangsiapa meninggal dengan mengenakan skapulir, tidak akan menanggung derita api yang kekal."

SELAMAT berdoa Rosario!