Kamis, 25 Oktober 2007

MENGENAL HARI SABAT

(BACAAN INJIL LUKAS 6:1-5)

1. Sabat adalah hari ke tuju dalam minggu (syibeat berarti ke tuju). Sabat berkaitan dengan kata syabat yang berarti berhenti, menghentikan atau tidak bekerja.
2. Berasal sebelum Musa. Perintah beristirahat pada hari sabat berkaitan dengan:
1) Angka sakti yang tidak sependek 3, atau sepanjang 40.
2) Irama hidup satu minggu 6 hari kerja 1 hari istirahat
3. Motivasi
1) Manusia perlu beristirahat untuk menjaga kebugaran, terutama budak. Tanah pun diberi hari libur, tidak ditanami terus-menerus 1x setiap enam tahun
2) Meniru Tuhan yang beristirahat setelah menciptakan alam raya dan manusia selama enam hari. Mentaati hari sabat berarti setia pada Allah.
3) Mengingat masa perbudakan di Mesir (Ul 5:15)
4. Motif beristirahat dan meneladan Tuhan itu lama-kelamaan dirinci, sampai
menyangkut hal-hal kecil di larang.
1) Mempersiapkan makanan/masak
2) Menyalakan api
3) Mengumpulkan potongan-potongan kayu
4) Menuai panen gandum/ hasil bumi
5) Membantu manusia/hewan, kecuali dalam bahaya maut (Mrk3:1-5;
Yoh5:1-16; Luk14:5)
6) Memikul beban (Yoh5:10)
7) Berjalan lebih dari 1,250 km
8) Membuka ikatan
9) Menulis lebih dari satu huruf
5. Akibatnya hari sabat yang pada awalnya,
Ø Untuk mengunjungi Kenisah (Yes1:12-13) memperdalam dan membahas masalah-masalah agama (2Raj4:23)
Ø Berubah menjadi peraturan-peraturan yang berdiri sendiri; sarana menjadi tujuan.
Ø Sehingga menjadi beban dan tidak menjadi sarana perbaikan kwalitas hidup
Maka Yesus menggunakan hari sabat untuk berbuat baik dan mengatakan
“Sabat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk2:27-28).
Yesus mau mengembalikan Sabat pada tujuan semula: kesejahteraan manusia,
bukan beban.
6. Kekeliruan dalam merayakan hari Sabat diantara orang-orang Yahudi adalah
mencampur aduk sarana+tujuan, sehingga sarana dijadikan tujuan, dan
menghilangkan tujuan sendiri.
1) Dalam hidup kita juga kerap mencampuradukkan sarana dan tujuan: harta,
kekayaan, jabatan, pangkat, dll adalah sarana untuk berkembang dan menyumbang jasa bukan tujuan tersendiri. Karena menyamakan diri dengan sarana, kita dapat mencari kehormatan pada harta, kekayaan, jabatan, pangkat,status.
2) Dalam penghayatan iman mencampuradukan sarana untuk dapat menghayati iman dan penghayatan iman sendiri. Perayaan Ekaristi, doa, ibadat, membaca Kitab Suci, Persekutuan doa, ziarah, novena adalah sarana untuk menghayati iman: ikut Yesus dengan lebih baik-ada bersama Dia dan bekerjasama dengan Dia mendatangkan Kerajaan Allah. Maka sesudah melaksanakan sesuatu kita tanya kepada diri sendiri apa kita makin
a. Berdoa dengan Yesus: semakin mantap menjadi pengikut Yesus; semakin dibersihkan dan diampuni dosa kita; semakin terarah hidup kita
b. Memberi sumbangan kepada sesama dengan mendatangakan Kerajaan Allah pada orang lain

Tidak ada komentar: