MENGAPA ADA DUA PENGAKUAN IMAN?
Ada dua Kredo atau Pengakuan Iman yang sangat khusus dalam kehidupan Gereja. Kedua kredo tersebut biasa digunakan dalam Perayaan Misa. Yang satu adalah Syahadat Apostolik yang biasa disebut “Syahadat Para Rasul” dan yang lain adalah Syahadat Nisea-Konstantinopel.
Syahadat Para Rasul kemungkinan tidak berasal dari jaman para rasul Yesus. Menurut tradisi, pengakuan iman tersebut ditulis di Roma sekitar abad kedua atau ketiga dan digunakan dalam bentuk tanya jawab sesaat sebelum seseorang dibaptis. Pemimpin upacara akan bertanya, “Apakah saudara percaya akan Tuhan, Bapa yang Mahakuasa?” Setelah jawaban “ya” dari calon baptis, pokok-pokok iman selanjutnya akan ditanyakan. Kredo ini lebih mudah dihafal dan biasanya diajarkan kepada anak-anak.
Satu-satunya kelemahan Syahadat Para Rasul ialah bahwa di dalamnya tidak dinyatakan secara cukup jelas iman akan ke-Allah-an Yesus. Tentang Yesus hanya dikatakan bahwa Ia adalah “Putra-Nya yang Tunggal, Tuhan kita.” Sebagian orang menafsirkan pernyataan tersebut dalam pengertian simbolik saja. Orang-orang lain pun disebut juga sebagai, “anak-anak Allah” (mis: Kej 6;4).
Pada awal abad keempat, Arius - seorang Imam Mesir - mulai menyebarluaskan ajaran bahwa Yesus bukanlah Allah, oleh karena Ia dijadikan pada waktunya. Para uskup dari seluruh Mediterania berkumpul di Nisea, Turki pada tahun 325 untuk membantah ajaran tersebut. Di bawah bimbingan Santo Atanasius, mereka membuat Syahadat Nisea-Konstantinopel yang lebih panjang. Di dalamnya dinyatakan secara jelas dan rinci pokok-pokok penting iman kita, “Aku percaya akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal, Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar